Monday, May 12, 2014

Pengertian, Jenis dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran

>

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

  1. Pengertian Model Pembelajaran
  2. Model pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan untuk mengoperasikan kurikulum. Merancang materi pembelajaran, dan untuk membimbing belajar dalam setting kelas atau lainnya.
    • Menurut Agus Suprijono (2010:46) Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.
    • Menurut Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
    Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
  3. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
  4. Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah:
    1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
    2. Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
      Beberapa Tipe dari Model Pembelajaran kooperatif ini diantaranya yaitu :
      • Role Playing
      • Dalam buku Pembelajaran Kontekstual (Komalasari : 2010) Model Pembelajaran Role Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran Pelayanan (Sercvice Learning). Model pembelajaran ini adalah suatu model penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan murid. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan murid dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benada mati.
      • Problem Based Intruction (PBI)
      • Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.
      • Mind Mapping (Peta pikiran)
      • Mind mapping (peta pikiran) merupakan cara mencatat yang menye- nangkan, cara mudah untuk menyerap dan mengeluarkan informasi dan ide baru dalam otak (Buzan, 2007: 4). Mind mapping menggunakan warna, simbol, kata, garis lengkung dan gambar yang sesuai dengan cara kerja otak. Sugiarto (2004: 75) menyatakan bahwa, “mind mapping (peta pikiran) adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau grafik sehingga lebih mudah memahaminya.
        Mind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, mengga- bungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.
      • Change of pairs (Tukar pasangan)
      • Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya.
      • Group Investigation
      • Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
      • Group to arround (keliling kelompok)
      • Model pembelajaran kooperatif tipe go around sebenarnya adalah variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi.
      • Snowball Throwing
      • Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
        Sedangkan menurut Kisworo metode pembelajaran snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
      • Numbered Heads Together
      • Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.
        Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
      • Student Teams Achievement Divisions (STAD)
      • Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas diberikan presentasi materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini walaupun siswa dites secara individual, siswa tetap dipacu untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya.
        Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
      • Team Game Tournament (TGT)
      • Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
        Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mirip dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang digantikan dengan turnamen mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa-siswa saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain agar dapat memberikan kontribusi poin bagi kelompoknya. Suatu prosedur tertentu digunakan untuk membuat permainan atau turnamen berjalan secara adil. Penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
      • Jigsaw
      • Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
        Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203).
    3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
    4. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010:39).
      Di samping itu, model pembelajaran langsung ini pada dasarnya bisa dan sangat cocok diterapkan apabila mendapati situasi yang memungkinkan di antaranya seperti berikut ini :
      • Saat guru ingin mencoba mengenalkan bidang pembelajaran baru.
      • Saat guru ingin mencoba mengajari keterampilan kepada siswa ataupun mengajari prosedur yang mempunyai struktur jelas.
      • Saat para siswa mendapati kesulitan yang bisa diatasi dengan sebuah penjelasan terstruktur.
      • Saat guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para peserta didik melakukan kegiatan praktek.
      • Saat guru menginginkan para siswa tertarik akan suatu topik.
    5. Model Pembelajaran Terpadu
    6. Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.
      Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula , ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti :
      • The connected model (model terhubung)
      • The webbed model (model jaring laba-laba)
      • The integrated model ( model integrasi)
      • The nested model (model tersarang)
      • The fragmented model ( model fragmen)
      • The sequenced model ( model terurut)
      • The shared model ( model terbagi)
      • The threaded model (model pasang benang)
      • The immersed model (model terbenam)
      • The networked model (model jaringan)
    7. Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)
    8. Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto (2009:151) dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri.
    9. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
    10. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.
      Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan.
    11. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
    12. Model Missouri Mathematics Project ( MMP ) merupakan suatu program yang di desain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan – latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan – latihan yang dimaksud yaitu lembar tugas proyek, dimana pada saat kegiatan belajar mengajar guru memberikan tugas proyek kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan soal – soal tersebut dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh Guru.
  5. Langkah-Langkah Penerapan Model-Model Pembelajaran
    1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
      • Langkah-Langkah
      1. Menyampaikan tujuan (Akademik dan sosial) dan memotivasi siswa serta aturan main
      2. Menyajikan informasi: demonstrasi
      3. Organisasikan siswa dalam kelompok kooperatif
      4. Bimbing melakukan kegiatan/berkooperatif
      5. Kuis/evaluasi
      6. Penghargaan
      Langkah-Langkah dari berbagai Tipe model Pembelajaran Kooperatif
      1. Role Playing
        • Langkah-Langkah
        1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
        2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari atau beberapa hari sebelum KBM (kegiatan belajar mengajar) guna mempersiapkan peran yang terdapat dalam skenario tersebut.
        3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang atau sesuai dengan kebutuhan.
        4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam materi tersebut.
        5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
        6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
        7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas skenario tersebut. Misalnya menilai peran yang dilakonkan, mencari kelemahan dan kelebihan dari peran tersebut atau pun alur/ jalan ceritanya.
        8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil dan kesimpulannya.
        9. Guru memberikan kesimpulan secara umum atau menjgevalusi seluruh kegiatan.
        10. Evaluasi/ refleksi.
        11. Penutup
      2. Problem Based Intruction (PBI)
        • Langkah-Langkah
        1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
        2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
        3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
        4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
        5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
      3. Mind Mapping (Peta pikiran)
        • Langkah-Langkah
        1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
        2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
        3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
        4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
        5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
        6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
      4. Change of pairs (Tukar pasangan)
        • Langkah-Langkah
        1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
        2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
        3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.
        4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
        5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
        6. Kesimpulan.
        7. Penutup.
      5. Group Investigation
        • Langkah-Langkah
        1. Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih topik, merumuskan permasalahan)
        2. Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaiman mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya)
        3. Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi)
        4. Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis)
        5. Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan)
        6. Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.
      6. Group to arround (keliling kelompok)
        • Langkah-Langkah
        1. Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 5 siswa
        2. Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis
        3. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.
      7. Snowball Throwing
        • Langkah-Langkah
        1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
        2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
        3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
        4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
        5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama + 15 menit.
        6. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
        7. Evaluasi.
        8. Penutup.
      8. Numbered Heads Together
        • Langkah-Langkah
        1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
        2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
        3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
        4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
        5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
        6. Kesimpulan
      9. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
        • Langkah-Langkah
        1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
        2. Guru menyajikan pelajaran
        3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
        4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
        5. Memberi evaluasi
        6. Kesimpulan
      10. Team Game Tournament (TGT)
        • Langkah-Langkah
        1. Penyajian Kelas (Class Presentations)
          Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas (class presentations). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru.
        2. Belajar dalam Kelompok (Teams)
          Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria kemampuan (prestasi) peserta didik dari ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin, etnikdanras. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau permainan. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok belajar) bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan peserta didik adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.
        3. Permainan (Games)
          Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Game atau permainan ini dimainkan pada meja turnamen atau lomba oleh 3 orang peserta didik yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan peserta didik untuk turnamen atau lomba mingguan.
        4. Pertandingan atau Lomba (Tournament)
          Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau permainan terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Turnamen atau lomba pertama guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
        5. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)
          Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat.
      11. Jigsaw
        • Langkah-Langkah
        1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
        2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
        3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
        4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
        5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
        6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
        7. Guru memberi evaluasi
        8. Penutup
    2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
      • Langkah-Langkah
      1. Menyampaikan orientasi pelajaran dan tujuan pembelajaran kepada siswa.Jadi pada tahap ini para pengajar menyampaikan beberapa hal yang harus dipelajari dan juga kinerja peserta didik yang diharapkan.
      2. Melakukan review pengetahuan serta keterampilan pra-syarat. Di sini guru akan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai siswa.
      3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam tahap ini pengajar akan menyampaikan materi dan informasi serta memberikan berbagai contoh dan sebagainya.
      4. Melaksanakan bimbingan. Jadi bimbingan ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk menilai tingkat pemahaman peserta didik dan mencoba untuk mengoreksi kesalahan konsep yang ada.
      5. Memberi kesempatan untuk siswa agar terus berlatih. Di sini guru memberi kesempatan untuk siswa agar terus melatih keterampilannya maupun menggunakan informasi yang baru secara kelompok atau individu.
      6. Menilai kinerja masing-masing siswa dan memberinya umpan balik. Dalam tahap ini seorang guru akan memberikan review terhadap segala hal yang sudah dilakukan siswa, kemudian guru akan memberi umpan balik atas respon siswa dengan benar.
      7. Memberikan latihan mandiri. Jadi guru juga bisa memberikan tugas secara mandiri untuk para siswa guna meningkatkan pemahaman atas materi yang telah disampaikan.
    3. Model Pembelajaran Terpadu
      • Langkah-Langkah
      1. Menentukan sebuah tema yang sesuai
      2. Libatkan semua siswa di kelas agar mendiskusikan kemungkinan tema yang akan diangkat dalam pembelajaran
      3. Menentukan fokus pembelajaran
      4. Memberikan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang beraneka macam yang berkaitan dengan tema yang akan jadi fokus pembelajaran
      5. Mengembangkan strategi-strategi untuk menggunakan sumber daya yang tersedia.
      6. Membentuk suasana belajar yang rileks tapi tetap serius.
      7. Membagi informasi-informasi yang dimiliki pada tema yang akan dipelajari
      8. Mengajak siswa mencermati dan menentukan tujuan-tujuan pembelajaran personal (afektif)
      9. Mendorong demokrasi dalam belajar, kreatif, penemuan, dan kooperatif.
      10. Mendorong siswa untuk berbagi pengalaman dan informasi
      11. Melibatkan berbagai narasumber yang mungkin dapat membantu seperti pustakawan, para profesional, orang tua siswa, hingga relawan
      12. Membantu dan mengajak siswa menyajikan hasil kerja dan hasil belajar mereka
      13. Memberi penekanan pada teknik-teknik reflektif dan tanggung jawab untuk evaluasi mandiri.
    4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
      • Langkah-Langkah
      1. Orientasi siswa kepada masalah otentik
      2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
      3. Membimbing penyelidikan individual/kelompok
      4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
      5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
    5. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
      • Langkah-Langkah
      1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
      2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
      3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
      4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
      5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
      6. Penutup
    6. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
      • Langkah-Langkah
      1. Review
        Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah meninjau ulang pelajaran lalu terutama yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran tersebut, membahas soal pada PR yang dianggap sulit oleh siswa serta membangkitkan motivasi siswa.
      2. Pengembangan
        Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan berupa penyajian ide baru dan perluasan, diskusi, serta demonstrasi dengan contoh konkret. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi kelas. Pengembangan akan lebih baik jika dikombinasikan dengan control latihan untuk menyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi ini.
      3. Latihan terkontrol
        Pada langkah ini siswa berkelompok merespon soal dengan diawasi oleh guru. Pengawasan ini berguna untuk mencegah terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran.Guru harus memasukkan rician khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari.
      4. Seat work/kerja mandiri
        Pada langkah ini siswa secara individu atau kelompok belajar merespon soal untuk latihan atau perluasan konsep yang telah dipelajari pada langkah pengembangan.
      5. Penugasan/Pekerjaan Rumah (PR)
        PR tidak perlu diberikan kecuali guru yakin siswa akan berlatih menggunakan prosedur yang benar.Tugas PR harus memuat beberapa soal review.

10 comments:

  1. kurang lengkap, yang model bertukar pasangan nya tidak ada pengwtuan menurut para ahli

    ReplyDelete
  2. kurang lengkap, yang model bertukar pasangan nya tidak ada pengwtuan menurut para ahli

    ReplyDelete
  3. makasih atas smua sarannya, smoga bermanfaat, mohon maaf jka ada kurangnya namanya jg manusia khan ? hehe
    inshaallah akan ditingktkan lgii..

    ReplyDelete
  4. ada gak sih model pembelajaran berbasis aktivitas siswa

    ReplyDelete
  5. bagus,,,sih bagus,,, tapi ngak ada guna kalo daftar pustakanya ngak ada

    ReplyDelete
  6. Bagus dan perlu ada referesinya agar dapat digunakan secara ilmiah

    ReplyDelete
  7. mantap abis klo bisa kita saling berbagi aja dalam kebaikan

    ReplyDelete